MANIFESTASI NILAI KEAGAMAAN MELALUI EDUKASI NON FORMAL DI DUKUH TEMPEL
Nasir Hidayat1),
1 MIPA, Universitas Islam Indonesia
Email: Nasirhidayat79@gmail.com
Abstract
Edukasi non formal keagamaan merupakan pengaktualisasian nilai keagamaan pada masyarakat
umum. Pentingnya edukasi non formal adalah untuk pedoman hidup masyarakat dalam menjalani ritual
keagamaan maupun kehidupan sosial. Edukasi non formal diaplikasikan dalam wadah Tempat
Pembelajaran Al-Qur’an (TPA) melaui metode pengajaran teori dan praktis yang subjeknya adalah anak-
anak. Pada program ini subjek pengajaran telah dapat menerapkankan ritual keagamaan maupun nilai
keagamaan dalam kehidupan sehari-hari. Setelah melewati berbagai macam proses, subjek menjadi
berperan aktif dalam kegiatan keagamaan maupun kegiatan sosial di masyarakat dengan berlandaskan
dengan nilai-nilai keagamaan.
Keyword: TPA, Edukasi non Formal, Nilai keagamaan
1. PENDAHULUAN
Dewasa ini, agama perlahan-lahan tenggelam dari kehidupan sosial.
Agama tidak lagi dipandang sebagai
pedoman pokok dalam kehidupan sehari-hari, dikarenakan telah membumingnya
nilai-nilai tanpa referensi yang jelas
dalam kehidupan sosial, ditambah lagi
dengan minimnya penanaman karakter
sejak usia dini baik dalam tatanan
pendidikan formal, informal dan non
formal serta minimnya sensibilitas dari
orang-orang terpelajar untuk
memperbaiki lingkungan sosialnya.
Untuk memperbaiki kondisi
seperti yang terjadi saat ini,
dibutuhkannya langkah-langkah yang
efektif untuk dapat mengatasi
permasalahan yang sedang terjadi. Salah
satu langkah otentiknya adalah melalui
edukasi non formal keagamaan,
dikarenakan nilai keagamaan merupakan
pondasi penting setiap individu dalam
hidupnya. Dengan adanya edukasi ini
setidaknya masyarakat mengetahui nilai-nilai yang terdapat dalam agama
merupakan pengetahuan penting yang
wajib mereka ketahui.
2. METODE
Program ini dilaksanakan
melalui beberapa tahapan, diantaranya
yaitu: (1) pemahaman dasar-dasar nilai
dan ritual keagamaan, (2) pemahaman
landasan normatif, (3) pelaksanaan dan
(4) inplementasi. Subjek yang
diikutsertakan dalam program ini adalah
anak-anak, dikarenakan pada usia dini
merupakan masa-masa golden age, yang
dimana pada masa tersebut adalah masa
yang sangat tepat untuk menanamkan
nilai-nilai tersebut dengan harapan
menjadikan mereka sebagai pribadi yang
Al-Amin.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dalam proses pelaksanaan
program ini, subjek mengalami
perkembangan yang signifikan dari
waktu ke-waktu. Dimana setelah subjek
mendapatkan serta memahami
pengetahuan yang diberikan saat proses
pembelajaran, mereka mampu
mematerialisasikan pengetahuan yang
didapatkan pada program tersebut dalam
kehidupan sehari-hari, baik dari segi
syariat maupun sosial.
Setelah melewati berbagai
macam proses, subjek menjadi berperan
aktif dalam kegiatan keagamaan maupun
kegiatan sosial di masyarakat
berdasarkan dengan nilai-nilai
keagamaan. Ditambah lagi, mereka
mampu memanifestasikan pengetahuan yang didapatkannya kepada orang-orang
disekeliling mereka sekaligus mereka
berperan sebagai promokator dalam
melaksanakan kegiatan yang berbasis
kesosialan maupun pendidikan.
4. KESIMPULAN
Dari program ini dapat diambil
konkulsifnya bahwa program ini sangat
efektif untuk dijalankan pada tempat
yang mengalami krisis pengaktualisasian
nilai-nilai keagamaan dan dengan
dilaksanakannya program ini, subjek
menjadi pribadi yang Al-Amin.
5. REFERENSI
1. Paulo Freire. 2002. “Politik
Pendidikan: Kebudayaan,
Kekuasaan, dan Pembebasan”.
Pustaka Pelajar, Jakarta
2. Suyanto, B. 2013. “Sosiologi
Ekonomi: Kapitalisme dan
Konsumsi di Era Masyarakat Post-
Modernisme”. Kencana. Jakarta
3. Martin Lings. 2007. “Muhammad:
Kisah Hidup Nabi Berdasarkan
Sumber Klasik”. Serambi Ilmu
Semesta. Jakarta
Comments
Post a Comment